Friday, January 8, 2016

Indonesia Pusaka

Karya : Ismail Marzuki
 
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya

Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa

Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata

Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya

Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi
 
 
lagu favoritnya Bung Hatta katanya...padahal ini lagu favorit saya jg hahahah
sambil naik motor di Balikpapan, atau saat ngebut dengan hyundai accent rental di Al Khobar, Saudi Arabia

nahh kebetulan sambil nunggu email kerjaan pagi ini, saya menemukan beberapa video di youtube yang layak bgt di nikmati
 
1. Shanna Shannon, suara anak kecil yang renyah belum kena banyak gorengan dan mecin ind*mie. TOP bgt emang buat nyanyiin lagu ini.


2. Sita Nursanti, ternyata saat googling2 dia adalah salah satu personnel Rida-Sita-Dewi. Udah yang kelahiran 80 an jgn pura2 ga tau deh. Kebetulan ada di acara Mata Najwa 
 
3. Para tokoh Nasional, yaa yang bagus sih ada beberapa kalo ini seperti Gito Rollies, Dewi Yul, sama Rima Melati. Yang lain yaaa maklumin aja, nyanyinya jg kan jarang2...hehehe 

4. Presiden kita saat ini, Jokowi, hmmm suara yaaa gitu lah ya, dari sini kita bisa tau beliau adalah presiden dan bukan pesinden hehe

 5. Chinatology, ngerock2 plus rap..cocok buat penutup blog saya yang makin lama makin jarang terbit ini

sekian dan terimakasih
 

Tuesday, March 10, 2015

KERITIK SINGKONG

Celoteh kali ini dimulai dari kisah sewaktu gw saat masih berseragam sekolah. Ceritanya saat itu sedang pelajaran pancasila dan kewarga negaraan. Pelajaran yang kebetulan jg merupakan bidang studi yang nyokap gw ajarkan. Tentunya cerita kali ini harus gw rekonstruksi demi mendukung tersampaikannya opini gw. lha namanya jg blog gw..ya opini gw dong hehehehe

Sang guru bertanya, "Keadilan itu apa harus sama rata?"
Para murid menjawab sambil terkantuk-kantuk' "tidaaakkkkk!!"

"Betul..seratus buat kalian" lanjut sang guru.

Kemudian gw yang masih polos tapi ganteng ini bertanya "Trus pak, kalo misalnya ada pejabat korupsi, dihukum penjara 2 tahun..padahal di sisi lain rakyat kere yang makan aja jarang di penjara 5 tahun gara-gara nyolong pepaya...apakah adil?"

Sang guru tersenyum.."Beda nak...2 tahun buat pejabat itu berat banget dibandingkan 5 tahun buat rakyat jelata." "2 tahun itu menghancurkan segalanya buat sang pejabat." "pejabat dapat hukuman sosial"

dannn...saya cuma terdiam...ga nyangka jawaban itu yang keluar...
yaaapp gw setuju...2 tahun bagi si pejabat bisa menghancurkan segalanya..nama baik, keluarga, anak istri...tp emangnya si rakyat kecil 5 tahun di penjara ga menghancurkan segalanya jg..5 tahun bisa terjadi banyak hal buat dia...rumah reyotnya rubuh? anaknya hilang diculik orang? istrinya dinikahin datuk maringgih? ayam-ayamnya yang merupakan harta warisan ortu diculik begal ayam? atau malah bisa jadi lebih parah...si rakyat kecil dah ga punya apa-apa lagi untuk dihancurkan??

logika simple gw saat itu adalah gini, pejabat digaji tinggi, dikasih fasilitas enak, trus masih korupsi...ehh masih di kasi dispensasi hukuman. Enak banget!! seharusnya kebalik dong..lo dapet gaji tinggi, pangkat, tunjangan dkk...seharusnya dapet hukuman lebih parah..

Trus..nanti kalo ga ada yang mau jadi pejabat gimana? Preeeettt!!! ga mungkin...mana ada yang ga mau jadi pejabat...itu orang-orang aja pada berebutan nyari jabatan...Siapa sih yang ga tau tiap tahun siapapun presidennya pasti di demo..dihina-hina..jarang dapet pujian.. tapi toh tetep aja tiap pemilu semua mau jadi presiden. dari nenek-nenek yang cuma berbekal nama bokap sampe pengacara sarap aja mau maju.

dan sampe sekarang gw menyesal kenapa nggak mengungkapkan hal itu ke sang guru....gw cuma terdiam...dan memilih tetap menghormati sang guru sebagai pengajar..salah gw adalah terlalu sungkan sebagai murid untuk mengkritik sang guru..

padahal bisa jadi saat itu sang guru cuma butuh sedikit diingatkan...biar kedepannya ga ada anak lain yang kecewa sama sang guru...toh khilaf dalam beropini itu wajar..sama seperti saya yang bisa saja salah dalam mengungkapkan pendapat ini..

Tuesday, October 15, 2013

Jakarta Balikpapan Kali ini

"I'm sorry I don't understand
Where all of this is coming from
I thought that we were fine
(Oh, we had everything)
Your head is running wild again
My dear we still have everythin'
And it's all in your mind
(Yeah, but this is happenin')"

Dan lagu ini menemani gw selama perjalanan pulang

Wednesday, July 10, 2013

Ramadhan Kali Ini



Berdasarkan sidang itsbat Kementrian Agama Indonesia, Bulan Ramadhan 1434H ini telah diputuskan jatuh pada hari rabu, 10 July 2013 (sumber). Banyak perbedaan memang, seperti Muhammadiyah yang memutuskan awal puasa jatuh pada tanggal 9 July 2013 atau bahkan seperti tareqat Naqsyabandiah yang memutuskan puasa jatuh pada tanggal 7 July 2013.

Perbedaan ini memang bukan yang pertama, tetapi mudah-mudahan dengan ramainya arus informasi saat ini, perbedaan ini dapat diterima oleh siapapun. Walaupun sebenarnya saya lebih setuju semua pihak dapat memutuskan bersama-sama tanggalan krusial ini :D

Puasa kali ini adalah puasa kedua saya di Balikpapan. Jauh dari orang tua, demi mencari sesuap daging dan keripik singkong.Pada puasa pertama saya, alhamdulillah masih ada yang bisa saya pertahankan hingga bertemu puasa kedua ini. Yaitu shalat zuhur dan ashar berjamaah di masjid. Amalan lainnya?? rontok bersamaaan dengan waktu hehehehe (ini ketawa miris loh yaa)

Pertanyaaan nya sekarang...amalan apa yang bisa saya saya pertahankan selanjutnya???

hening.........  bingung...... ragu......

Thursday, April 18, 2013

Mencari Rumah Idaman

Alkisah…
Seorang pemuda ingin membeli rumah impiannya


Puluhan kompleks, apartemen hingga perkampungan sudah ia datangi
Dari satu makelar ke makelar lainnya...dari satu kota ke kota lainnya
Tidak mudah memang mencari rumah yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan sang pemuda

Kalaupun ada yang sesuai dengan kriteria, sang pemuda harus mengantri di deretan waiting list para calon pembeli. Ada pilihan lain yang lumayan cocok dengan seleranya, tetapi sayangnya harga masih belum memungkinkan untuknya yang masih cockroach headache (baca: kroco mumet) 
Simulasi antriannya

Hingga suatu saat, seorang makelar datang. Makelar ini memang sudah cukup lama mengenal si pemuda. Jadi jika bicara masalah selera...tentunya pria punya selera #hilangfokus hahaha...Maksud saya jika bicara masalah spesifikasi rumah idaman idaman si pemuda, makelar ini sudah tahu bocoran kisi-kisi nya lah.

Sang Makelar pun menawarkan sebuah rumah, Lokasinya cukup strategis, bersebelahan dengan Masjid, dan cukup dekat dengan kantor si pemuda. Mungkin dengan sedikit jalan kaki, naik bis, ojek dan kereta bisa langsung sampai ke hadapan sang security kantor #lhaa jauh dong :D

Dan jangan tanya masalah teknologi, ibaratnya bila dibandingkan dengan rumahnya tony stark, ya menang jauh tony stark lah saudara-saudara... itu kan film.. bukan dunia nyata. Nah, untuk ukuran dunia nyata, rumah ini lumayan lah, dibangun oleh developer yang terkenal meahirkan komplek-komplek unggulan dan sangat ramah lingkungan. Rumah ini juga tampaknya akan sangat cocok untuk perkembangan anak-anaknya nanti. Plus yang terpenting, dari segi biaya pun cukup ekonomis dan menjanjikan.

Kalo ini rumahnya si Tony..bonus cw cakepnya 1 orang si Pepper Potts :p

Maka dibuatlah janji dengan makelar tersebut, dimana si pemuda sudah menyatakan minatnya walaupun belum memberikan persekot atau panjer. Mengenai waktu dealnya, nanti si pemuda akan menghubungi lagi secepatnya.

Sayangnya hari demi hari, sang pemuda malah terlena dengan kesibukannya. Posisinya sebagai pegawai senior membuatnya lupa dengan keinginannya untuk membeli rumah tersebut. Hingga suatu ketika, sang makelar menanyakan jadi atau tidaknya akad jual beli ini. 

Untuk itu, sang pemuda kemudian meminta waktu untuk berfikir ulang. Dikunjungi kembali rumah tersebut. Kondisinya masih sangat baik, sama seperti saat pertama kali ia kesana. Tak banyak yang berubah, bahkan malah sedikit upgrade di sana sini.

Setelah berjam-jam duduk di teras, si pemuda kemudian bangkit dan berjalan keluar. Ia sudah memutuskan, rumah ini tidak jadi ia ambil. Ia tahu, rumah ini memang sesuai dengan kriteria rumah idamannya dan tidak akan mudah untuk menemukan rumah seperti ini lagi.

Makelar pun kecewa, ia bertanya-tanya, mungkin ia terlalu terburu-buru mengingatkan sang pemuda. Mungkin sang pemuda malah terbebani dan tidak bisa berfikir jernih. Mungkin jika saja diberikan lagi tambahan tenggat waktu sang pemuda akan berubah fikiran. 

Tetapi jawaban si pemuda sudah bulat, tidak. Si pemuda baru sadar, membeli rumah bukan hanya masalah spesifikasi yang terukur. Rumah ini akan menjadi tempatnya menghabiskan waktu sepulang kerja, tepat beristirahat dari beban-beban dunia yang akan hadir dalam perjalanan hidupnya. Tempatnya bersantai tanpa harus melakukan kegiatan apapun, tempatnya bermain bersama anak-anaknya nanti. Dimana memilikinya bukan hanya sekedar menggugurkan kewajibannya untuk memberikan tempat berteduh bagi keluarganya. Ia butuh faktor lain selain spesifikasi itu.

Ia percaya, faktor lain itulah yang akan mengantarkannya menuju rumah idamannya. Sebagaimana pesan dari Juragan kosan kenalannya "Memilih rumah itu pake hati, kalo kamu merasa nyaman, adem, sejuk, insyaAllah sudah cocok itu, gak usah buru-buru, ojo kesusu reekk"

Sunday, April 14, 2013

Panggilannya Anno


Panggilannya Mano..Atau Anno...Atau kalo versi saya yaitu si Acem..

Memang bukan nama aslinya....nama panggilan aslinya sebenarnya Amelia yang dengan lidah cadelnya ia sebut "Amen".
Ketenaran artis Manohara melatar belakangi panggilan ini. Tentunya sisi baik nya yang kami harapkan ada di bocah ini. Sisi kehancuran rumah tangga sampai sang artis membintangi sinetron geje mudah2an gak ikutan terbawa. (amiinnn ya Allah amiiinnnnn)

Kelahirannya melengkapi formasi 3 bersaudara yang dimiliki oleh paman saya. Menjadikan ia anak paling bontot, paling manja dan paling usil dibandingkan kakak kakaknya.

Sayangnya ia menjadi anak terakhir yang mungkin tidak pernah mengingat seperti apakah Ayahnya. Saat itu otaknya masih terlalu polos untuk mengingat Ayahnya telah meninggal sebelum ia bisa berjalan dengan sempurna. Walaupun saya yakin, salah satu bagian terkecil otaknya akan mengingat bahwa ia pernah dicintai oleh seorang lelaki hingga akhir ajal menjemputnya.

Kehadiran Anno di rumah saya, membawa suasana berbeda..Senyuman, gelak tawa dan kadang "kerusuhan" mulai mewarnai rumah yang sudah mulai ditinggal kerja oleh mantan penghuni ciliknya itu. Kadang pagi hari ia datang sudah mandi, makan dan bau wangi. Seperti pagi itu..Anno datang sudah wangi..
 
 
 
 


Aksinya tentu saja akan membuat siapa saja tertawa... Apabila payung tersebut rusak..Ibu saya (panggilannya mama) akan bertanya padanya .."Siapa yang ngerusakin payung mamaaa??" dan dia dengan polosnya menjawab.."tata itaa"(panggilannya untuk kk saya) yang pastinya akan disambut oleh gelak tawa seisi rumah..

Pernah ada kejadian sedih dimana seorang temannya tidak mau diajak bermain karena akan pergi dengan ayahnya. Sontak Anno pun iri, dia menanyakan ke ibunya, dimana ayahnya. "Ayah Anno mana?" tanyanya dengan suara lirih. Pertanyaan yang menurut istilah kampung saya membuat kencang leher siapapun yang mendengarnya.

Tetapi kini Anno sudah mengerti jawabannya. Ia punya seorang Abi (paggilan ayah untuk om saya) dan seorang Papah (panggilan ayah untuk ayah saya). Selain itu, tak terhitung saudara-saudara yang bersedia dipanggil Ayah, Bapak olehnya.