Monday, June 13, 2011

#indonesiajujur : Pentingnya sebuah nilai 6

berawal dari diskusi dengan teman dekat saya mengenai seorang anak SD di Surabaya yang belajar untuk jujur..dan ternyata pahitnya kejujuran membuat ia dan keluarganya harus mengungsi..

Mereka diusir dari tempat tinggal oleh masyarakat setempat..dari anak-anak hingga dewasa, semua mengusirnya. jika ada yang bilang suara rakyat adalah suara Tuhan..saya menanyakan sang pembuat teori tersebut, inikah suara Tuhan??atau definisi Tuhan kita beda ya??

........................................

Waktu saya bersekolah di madrasah ibtidaiyah (setingkat SD tetapi sedikit lebih fokus ke agama) dulu, ada ujian yang bernama "Ebtanas". kepanjangannya adalah evaluasi belajar tingkat akhir nasional. Saat itu, suasana sangat mencekam karena lulus atau tidaknya siswa ditentukan disana..

Kabar simpang siur tentang pengawas ini atau pengawas itu yang kadang membantu ujian sering beredar. Hingga pada saat mendekati ujian matematika, tersiar kabar bahwa ujian esok pengawas mengizinkan semua siswa membawa kalkulator.

"Kabar baik" ini saya bawa ke rumah, saat itu saya memang termasuk yang lumayan dalam matematika, tetapi jika bisa ujian dengan lebih mudah tentunya akan sangat membantu saya.
tapi respond dari ibu saya diluar pemikiran cetek saya..beliau malah marah dan berkata "Mama lebih senang kamu dapat nilai 6 dari jerih payah sendiri daripada dapat 8 tapi karena bantuan kalkulator"

dan hasilnya..sampai saat ini saya selalu tersenyum melihat nilai 6 di ijasah SD saya..

mungkin, jika saat itu saya bawa kalkulator, saya dapat nilai 8 di matematik..
mungkin dengan nilai itu saya punya nem tertinggi di sekolah..
kemudian masuk SMP unggulan, masuk SMA unggulan..
kemudian masuk universitas negri ternama semacam ITB, UI, UGM, ITS dll
dan tentunya diakhiri dengan kemudahan mencari kerja..
yaa tapi itu kan mungkin saja..

Tapi mungkin jg saat UAN SMP dan SMA, karena dulu SD lulus dengan curang saya kembali berlaku curang..beli soal dan kunci jawaban seperti yang sedang marak saat ini..
lanjut Kuliah, saya masuk ITB/UI/ITS/UGM dengan joki..
lanjut Kerja saya manfaatkan surat sakti..yang penting masuk..hehe
atau kalo mau makin parah lagi, masuk dunia politik..
dan pada akhirnya turut "berpartisipasi" dalam kerusakan di negri ini
toh semenjak kecil saya sudah buta kebenaran..

........................................

Negri ini sudah rusak dari kawan..
Orang Dewasa sudah memakan kotorannya sendiri..
Anak-anak kehilangan figur teladan tempat menempelkan cita-cita..

Jangan rusak lagi dengan kekotoran sudut pandang kita..
dan kecacatan logika benar-salah kita..

Jika dari kecil kebenaran sudah diputar balikkan..
Wajar saja jika dewasa mereka menjadi politikus tukang tipu..
Jika dari kecil dibiasakan mendukung yang salah..
Apa yang akan terjadi jika ia menjadi Jaksa? atau mentri? atau presiden?
tamatlah sudah negri tersebut....

........................................

tambahan 1:
Ohya, saya saat ini sangat bersyukur nilai 6 itu ada di NEM pendidikan dasar saya..
walaupun sebenarnya, saya berharap waktu itu ibu saya bukan bilang 6, tp 7 atau minimal 6 kebalik lah nilai yang saya dapatkan dari usaha sendiri..hehe

tambahan 2:
itu foto adik2 kelas saya di madrasah Al Khairiyah mampang..mungkin beda umur mereka dengan saya sekitar 20 tahun

No comments:

Post a Comment